Powered By Blogger

Rabu, 02 Februari 2011

Dunia Teater

BAB III

CALON AKTOR

1. AKTOR (PEMAIN) YANG BAIK
Secara singkat dapat dikatakan bahwa aktor (pemain) yang baik , ialah apabila :
a. berakting wajar, releks, fleksibel.
b. Menjiwai/menghayati perannya.
c. Aktingnya mempunyai motivasi.
d. Terampil dan kreatif.
e. Mengesankan atau dapat menyakinkan penonton.
f. Tidak merasa kalau sedang disorot publik/penonton/kamera.

Catatan : Pengertian ‘wajar” dalam hal ini meliputi :
a. sikap/gerak atau perbuatan tidak canggung tidak kau, tidak over akting tidak dibuat-buat.
b. Dialog mengena sesuai dengan tuntutan dari naskah dan tidak dibuat-buat.
c. Vokal jelas atau ucapan artikulasi jelas.
d. Penggambaran watak atau karakter tepat.
e. Ekspresi wajar dan menyakinkan.
f. Dapat memanfaatkan segala property dan situasi pentas dengan baik.

Maka untuk menjadi aktor (pemain) yang baik dipersiapkan :
a. Latihan-latihan yang kontinyu, tertib dan disiplin.
b. Pengetahuan yang bersifat teoritis, meliputi :
- Ilmu teater
- Ilmu jiwa
- Kepercayaan sesuatu agama yang diyakini.
- Apresiasi terhadap seni sastra, suara/musik, tari dan sebagainya.
- Kemampuan/ketrampilan berbahasa dengan baik.
- Sejarah budaya, sosiologi, antropologi, ethionologi.


2. YANG HARUS DIMILIKI OLEH SETIAP AKTOR
a. Mempelajari kehidupan ; langsung/pernyataan sendiri dan dengan membaca.
b. Memiliki “motor acting” (kemauan, perasaaan, imajinasi).
c. Memiliki “visi seni/budaya”.
d. Memiliki “moral/etika” ; rendah hati, tekun/rajin, disiplin mau belajar, toleransi, tanggung jawab dan sebagainya.


3. TUGAS AKTOR (PEMAIN)
Tiap aktor/aktris dalam membawakan perannya harus mengetahui motivasi perbuatannya yaitu segala sesuatu yang menimbulkan akibat dari perbuatan dan tujuan dari perbuatannya. Perlu diperhatikan bagaimana cara-cara seorang aktor “menyatukan” diri dengan pribadi tokoh yang hendak ia perankan. “Kondisi batin” yang diciptakan inilah yang kemudian akan menghasilkan permainan yang kreatif, permainan yang tidak lahir dari klise-klise tapi dari dorongan motivasi-motivasi yang hidup dan wajar. Dan bagaimana seorang aktor dapat mengkomunikasikan “penghayatannya” ini pada penonton melalui tubuh dan suaranya.

**********************

4. ACTION DAN ACTING
Action : segala kegiatan/perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku; segala kejadian yang menggambarkan situasi termasuk ilustrasi suara (=akting serta urutan peristiwa yang digambarkan / dibawakan oleh para pelaku sesuai dengan isi naskah).
Jadi action tersebut meliputi acting (mimik, pantomim, dialog dan penggambaran situasi dan ilustrasi suara), dan urutan peristiwa.
Acting : segala gerak/perbuatan yang dilakukan oleh para pelaku.

Proses akting :
Peran
Hidup Penulis Drama Naskah Peran
(Karakter)
Aktor Penonton

Tujuan akting : “to be a character”
(menjadikan peran/mengekspresikan suatu perwatakan)
Tekhnik akting :
a. Presentational : realistis
b. Representational : non realistis
(ekspresionistis, simbolis, karikatural)
Teknik terbaik ialah tekhnik yang paling efektif, yang berhasil mengekspresikan intent (maksud ide) penulis, intent adegan dan intent karakter. Untuk itu dapat berakting dengan baik, ada 10 macam cara (tekhnik) yang perlu diperhatikan :
- Metode tindak lahir : aktor harus mengetahui lebih dulu motivnya (dasar dan tujuan).
- Kemampuan mengandaikan; bila jadi tokohnya apa dan bagaimana yang harus aktor lakukan ?
- Kemampuan imajinasi; menggambarkan / membayangkan sesuatu yang tidak ada.
- Konsentrasi ; memusatkan perhatian.
- Emosional memori ; mengingat-ingat/mengenang kembali pengelaman atau kejadian-kejadian yang pernah dialami sendiri kira-kira sama/serupa.
- Kesatuan ; antar aktor dengan yang lainnya saling menyati dan kerja kolektif.
- Harmony; setiap aktor harus berusaha dapat menyesuaikan dirinya dengan peran/perwatakan yang dibawakan (menghayati/menjiwai).
- Tempo irama ; tiap akting harus ada iramanya.
- Super obyektif ; tiap aktor harus tahu siapa yang sedang memegang peranan penting dalam suatu adegan yang sedang berlangsung.
- Kebenaran dan keyakinan ; aktor harus yakin akan peran yang dibawakan.
Prinsip-prinsip akting :
a. Order (tertib) : tidak kabur, tidak sembarangan (awut-awutan) dan disiplin.
b. Harmony dan : tidak menonjolkan salah satu
Balance aspek (fisik, emosi personal,
Psikis, intelek, alami)
c. Selective dan : aktor harus dapat memilih
Control akting yang paling bagus dan
Kontrol akting.


5. PERSIAPAN LATIHAN DASAR
Setiap aktor harus mempersiapkan diri untuk melatih peralatan yang terdapat pada dirinya. Dimana hanya diperuntukkan dalam bermain drama dengan benar. Persiapan latihan ini membutuhkan waktu yang lama dan tak ada henti-hentinya. Sebagaimana bila ia ingin atau masih menyatakan dirinya sebagai aktor, maka setaip saat harus selalu siap dalam kondisi apa saja. Tiada kata “seorang aktor berhenti dalam berlatih”. Peralatan yang dimaksud disini adalah pertama, bentuk luar yang berupa suara dan tubuh. Kedua, bentuk dalam diri yang berupa perasaan dan pikiran. Empat hal inilah yang utama dari modal seorang aktor dalam memainkan peranannya.

Suara (vokal ) dan Ucapan .
Dalam dunia teater yang semakin berkembang dewasa ini, kemampuan vokal menjadi salah satu tumpuhan pemeran untuk dapat menampilkan laku perannya dengan baik. Lain perkataan , melalui kemampuan “ laku – vokal “ pemeran dituntut untuk dapat menyampaikan informasi – informasi perannya. Ia diharapkan untuk menampilkan gagasan – gagasan menjadi perwujudan watak – watak yang nyata dengan efek – efek yang diperhitungkan bagi penontonnya. Jika suara untuk melontarkan dialog itu tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka nilai – nilai sastra yang terkandung tak akan dapat dikomunikasikan kepada pendengarr atau penonton. Sehingga yang perlu diingat bahwa vokal sebagai salah satu media pengungkapan ekspresi pemeran, dan hal ini merupakan media penyajian informasi melalui dialog.
Seorang pemeran akan terlihat membawakan laku perannya dengan baik seolah tidak ada beban tekhnik sebab ia dengan kesadaran yang penuh telah melatih seluruh peralatan pemerannya agar vokalnya menjadi lentur dan dapat berartikulasi dengan jelas. Ini semua dibutuhkan adanya suatu ketekunan, keuletan yang disertai dengan tekad dan kemauan keras untuk terus menerus melatih seluruh peralatan tersebut. Karena ketekunan dan keuletan berlatih akan dapat memanfaatkan dan mengembangkan kemampuan vokalnya tahap demi tahap. Tentu saja asalkan aktor yang bersangkutan tidak memiliki atau mengidap cacat peralatan vokal.
Bagian – bagian pokok yang menyangkut dengan suara / vokal :

A. Pernafasan
Nafas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, tanpa nafas yang baik kesehatan manusia akan sangat terpengaruhi. Bernafas untuk hidup sehari – hari dan bernafas untuk bermain drama sangatlah lain, meskipun sama – sama dalam hal bernafas. Bernafas untuk hidup berkenaan dengan bagaimana harus mengisi pada rongga dada yang berguna bagi pembakaran darah. Untuk ini tak ada faedahnya mengajarkan bagaimana caranya bernafas, karena sejak lahir kita telah bernafas.
Kita tak akan berkata tanpa menarik nafas. Kata –kata yang kita lepaskan diikuti dengan keluarnya udara dari mulut. Jika persediaan udara dalam rongga dada telah terkuras keluar maka tak sepatah katapun dapat kita ucapkan dengan jelas, karena nafaslah yang menjadi sumber tenaga penggerak / penggetar pita suara kita.

Ada tiga macam cara pernafasan yaitu sebagai berikut:
a. Pernafasan dada yaitu saat kita bernafas maka bagian dada yang mengembang dan mengempis bila kita mengeluarkan nafas.
Pernafasan dada kurang baik dilakukan dalam menghimpun tenaga sebagai penggetar sumber suara. Karena mengakibatkan pemeran merasa cepat lelah dalam memproduksikan suara, sebab peralatan pernafasan tidak dapat bekerja dengan leluasa. Demikian juga pemeran akan cepat merasa gatal – gatal ditenggorokan dan disusul kemudian dengan penampilan suara yang serak.

b. Pernafasan perut yakni saat kita bernafas maka bagian perut yang mengembang dan mengempis saat kita menghembuskan nafas.
Pernafasan perut ini kurang mempunyai daya untuk mendukung pembentukan volume suara. Tapi pernafasan ini cukup baik untuk melatih vokal dari pada pernafasan dada.

c. Pernafasan Diafragma yaitu dada dan perut mengembang saat kita bernafas. Dimana tahapan perut lebih dominan dari pada dada.
Pernafasan Diafragma adalah yang paling efektif bagi seorang aktor dan paling menguntungkan dalam berolah vokal. Sebab tidak mengakibatkan ketegangan pada peralatan pernafasan dan peralatan suara serta juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume suara.

Ada baiknya juga mengadakan latihan pernafasan dengan cara lainnya karena pernafasan seseorang tergantung pada kebutuhan kegiatan fisiknya ( misalnya akrobat ) menuntut jenis pernafasan yang lain.
Perlu diperhatikan bahwa untuk wanita, pernafasan yang cocok adalah yang menggunakan perut dengan bagian dada ikut bekembang sedikit sekali dibandingkan dengan pernafasan pria. Hal ini disebabkan karena memang adanya perbedaan alamiah pada susunan tubuh.

B. Membuka Laring
Laring (larink) terletak di bagian atas pipa suara yang terdapat sepasang pita suara. Apabila pita tersentuh udara atau nafas, maka akan bergetarlah ia sehingga menimbulkan suara secara efektif sehingga tidak mampu menggunakan suaranya dengan benar. Dikatakan laring itu tertutup apabila :
- suaranya datar
- ketika menghirup udara, terdengar suara yang menyertainya
- otot pada leher bagian belakang terjadi kontraksi, juga otot – otot di bawah dagu
Laring akan selalu terbuka apabila seseorang melatihnya dengan sensasi untuk mendapatkan ruang yang cukup banyak di mulut bagian belakang ( seperti misalnya kita sedang menguap ).

C. Pengucapan
Untuk dapat berartikulasi dengan baik dibutuhkan kelenturan alat – alat pengucapan, sering kita lihat seorang pemeran yang bersuara cukup nyaring tetapi tidak menampilkan artikulasi yang cukup baik maka kejelasan informasi pun terhambat pula.
Salah satu penghambatnya adalah selain otot – otot peralatan pengucapan yang kurang terlatih, juga disebabkan yang bersangkutan segan atau malu untuk membentuk rongga bibir sesuai dengan bentuk lambang bunyi yang dibawakan. Bahkan banyak orang yang enggan membuka mulut selagi membentuk artikulasinya. Tentu saja hal semacam ini tidak pada tempatnya.
Artikulasi yang baik akan dapat dicapai dengan menempatkan posisi alat – alat pengucapan pada posisi yang wajar tetapi dengan penggunaan tenaga yang efektif dan senantiasa terkontrol.
Suara ucapan panjang atau pendek caranya harus membangun pada suatu klimaks. Ini berarti bahwa satu dari unsur – unsur berikut harus dikembangkan dari permulaan, yaitu volume, intensitas emosi, variasi jarak kecepatan, nada atau irama ( diksi, tekanan ).
Latihan menciptakan irama gunanya agar aktor mampu menghindari pengucapan dialog yang monoton ( datar ). Bayangkan saja apa yang terjadi pada penonton kalau aktor yang dialognya monoton. Penonton jadi bosan, jenuh.

T u b u h
Dalam pekerjaan sehari – hari seorang aktor / aktris, ia akan berhadapan dengan berbagai masalah yang menyangkut dengan tubuhnya. Berbagai perasaan yang berkecamuk di batin tokoh yang diperankan, harus mampu dilahirkan melalui tubuhnya.
Kondisi – kondisi badaniah yang dihadapi tokoh harus mampu dikemukakan dengan memanfaatkan tubuhnya. Melalui tubuhnyalah seorang aktor / aktris, berkomunikasi. Dengan tubuhnya, yang terdiri dari bagian – bagian, ia harus mampu bercerita. Dan ceritanya ini harus dapat meyakinkan orang lain.
Banyak yang dituntut dari segi fisik. Sebanyak tuntutan yang ada dari segi kejiwaannya. Tubuhnya boleh berbentuk bagaimana saja, sesuai dengan kebutuhan tokoh yang akan diperankan. Ia kurus tinggi, bisa pendek gemuk, besar tegap atau sedang – sedang saja dan berbagai bentuk tubuh yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari.
Tapi dari dirinya dibutuhkan kesiapan yang mutlak. Sebaiknya tubuhnya siap pakai dalam kondisi seperti apapun juga. Kelenturan tubuh, keluwesan bergerak, kemampuan untuk bepasif dengan seluruh tubuhnya, atau kesanggupan untuk bersikap tak melawan dan berbagai sikap serta perbuatan lainnya harus mampu dilahirkannya.
Salah satu usaha untuk itu adalah latihan – latihan fisik, yang sering kita dengar adalah “olah tubuh”. Kemudian kita bertanya, dapatkah tubuh diolah ? Apakah olah tubuh ini suatu olah raga ? Olah tubuh bukan olah raga, walaupun raga atau badan itu menjadi subyek latihannya. Ini merupakan suatu usaha untuk melatih diri seorang aktor/akrtis agar setiap saat mampu memerintah tubuhnya secara sadar, melakukan perbuatan – perbuatan atau gerak – gerak yang selalu berbuat berdasar pengalaman badan subyeknya.
Untuk dapat dengan mudah memahami dan menguasai berbagai latihan dalam olah tubuh maka dari si aktor / aktris diharapkan agar mampu “melihat” badannya sebagai sesuatu yang berada diluar dirinya. Dengan demikian aktor/aktris dapat melatih kesadaran baru untuk bisa berkuasa atas badannya melaksanakan perbuatan badan yang bergerak diluar dari kemauannya.
Olah tubuh ditujukan untuk meningkatkan disiplin yang spontan pada semua bagian tubuh. Latihan – latihan ini bertujuan untuk penguasaan rasa dan kesadaran pada tubuh yang berupa ruang dan bobot berat. Tapi juga faktor waktu juga berada dalam tubuh. Latihan olah tubuh akan membuat aktor / aktris sadar, bahwa tubuh dan gerak tidak pernah saling bertentangan. Ia akan dapat merasakan bahwa setiap bagian pada tubuhnya menjalankan fungsi aktif dalam menempuh ruang.
Bentuk tubuh anda dan cara – cara anda berdiri, duduk, dan jalan memperlihatkan kepribadian anda. Motivasi – motivasi anda untuk melakukan gerak lahir dari sumber – sumber fisikal ( badaniah ), emosional ( perasaan ), mental ( pikiran ) dan setiap tindakan ( action ) anda berasal dari satu, dua atau tiga macam desakan hati. Banyak sekali interaksi dan permutasi, atas pengaruh timbal balik dan perubahan urutan yang tak habis – habisnya.
Latihan olah tubuh adalah suatu proses pemerdekaan. Kemerdekaan dalam hal ini dimaksudkan sebuah batu loncatan yang memungkinkan anda dan tubuh anda siap mengabdi pada akting.

Perasaan Dan Pikiran
Kedua modal ini sangat vital bagi diri seorang aktor, sebagaimana bentuk alamiah dari manusia selain wujud yang dapat terlihat tentu dibalik yang terselubung dalam jiwanya. Seperti halnya manusia itu sendiri dari bentuk jasmani ( jiwa ) dan rohani ( batin ).
Adapun rohani yang tidak dapat kita lihat itu membentuk ciri hidup manusia dan jasmaniahpun sebagai pelengkap pada bentuk dasar untuk keperibadian manusia.
Perasaan dan pikiran manusia itu merupakan pokok dasar yang akan membentuk perwujudan jasmaniah. Salah satunya dasar motorik yang secara spontan. Itulah sebabnya pada perasaan dan pikiran merupakan satu kekuatan yang tak dapat dipisahkan.
Oleh karenanya, agar pikiran dan perasaan tersebut dapat terkontrol dengan baik sesuai pada kehendak yang diinginkan. Maka kita harus sadar akan keterkaitan antaranya perasaan dan itu.
Perlu sekali seorang aktor mempelajari tentang kejiwaan dan prilaku manusia disekitarnya. Tak dapat dipungkiri jikalau aktor tidak meninggalkan ilmu psikologi. Sebab seorang aktor / aktris akan membentuk atau menciptakan peranannya yang sesuai dengan tuntutan naskah / skenario.
Agar kita atau sebagai seorang aktor/aktris dengan mudah memainkan peranannya, maka dia harus banyak melatih dan membiarkan perasaan, pikirannya mengembara terus. Kepekaan perasaan dan pikiran akan nampak cepat menerima dengan baik itu dari hasil latihan yang kontinue.
Ada beberapa hal yang dapat melatih perasaan dan pikiran tersebut sebagai berikut : Konsentrasi, Penghayatan, Imajinasi, Adaptasi, Observasi dan Mempelajari Ilmu Pengetahuan. Disamping itu perlu diingat bahwa latihan tersebut dilakukan dengan kesadaran, tanpa ketegangan, dan setiap saat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar