Powered By Blogger

Sabtu, 29 Januari 2011

Seni Pentas Drama

Seni pentas drama

Seni Drama.

Drama biasanya bercerita tentang potret kehidupan manusia, suka duka, pahit manis, problematika kehidupan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak pelaku melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan Dalam pementasan sebuah drama dibutuhkan seorang aktor/artis karena mereka adalah spirit atau roh dalam suatu adegan drama. Dengan adanya aktor-aktris yang tepat dan berpengalaman, pementasan drama tersebut dapat tercapai, terekspos maksud dan tujuannya, selain didukung oleh naskah yang baik dan sutradaranya yang handal pula tentunya. Dimana semua aktor/aktris beserta kru-kru yang lain bisa saling bersatu padu, satu visi dan menghilangkan egonya masing-masing demi satu tujuan yang nyata. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mementaskan sebuah drama ;


1. Pemain ( Aktor / Artis )

Sang actor/Artis yang baik adalah seseorang yang mampu mengekspresikan dirinya sedemikian rupa laksana seorang seniman yang mampu memanfaatkan potensi yang ada di dalam dirinya. Potensi itu dapat dirinci menjadi: potensi tubuh, potensi akal, potensi hati, potensi imajinasi, potensi vokal, dan potensi jiwa. Kemampuan memanfaatkan potensi diri itu tentu tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dengan giat berlatih. Latihan dan pengalaman membuat matang seorang Aktor/artis. Tak jarang kadang Aktor dan artis ditunutut memiliki kecerdasan yang cukup dan penalaran yang linear untuk memerankan adegan sesuai tuntutan skenario ataupun sutradara. Dibutuhkan rasa percaya diri dan rasa percaya kepada Sang Sutradara untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi bukan hanya modal tampang doang … : -)

Tugas Aktor / Artis

Buku karangan Richard Boleslavsky sangat terkenal dengan judul Enam Pelajaran Pertama Bagi Calon Aktor yaitu :

1. Pelajaran Pertama : Konsentrasi

Konsentrasi bertujuan agar aktor dapat mengubah diri menjadi orang lain, yaitu peran yang dibawakan. Untuk mampu berkonsentrasi, aktor harus berlatih memusatkan perhatian, mulai dari lingkaran yang besar, menyempit, kemudian membesar lagi. Kendatipun latihan dilakukan di tempat yang ramai oleh suara hiruk pikuk orang jika konsentrasi kuat lakon akan tetap berjalan.

2. Pelajaran Kedua: Ingatan Emosi

The transfer of emotion adalah merupakan cara yang efektif untuk menghayati suasana emosi peran secara hidup, wajar dan nyata. Jika pelaku harus bersedih, dengan suatu kadar kesedihan tertentu dan menghadirkan emosi yang serupa, maka kadar kesedihan itu takarannya tidak akan berlebihan, sehingga tidak terjadi over acting.


3. Pelajaran Ketiga: Laku Dramatis

Berlaku dramatis artinya bertingkah laku dan berbicara bukan sebagai dirinya sendiri, tetapi sebagai pemeran. Untuk itu memang diperlukan penghayatan terhadap tokoh itu secara mendalam, sehingga dapat diadakan adaptasi.


4. Pelajaran Keempat: Pembangunan Watak

Aktor harus membangun wataknya, sehingga sesuai dengan tuntutan lakon. Pembangunan watak iu didahului dengan menelaah struktur fisik, kemudian mengidentifikasikannya, dan menghidupkan watak itu seperti halnya wataknya sendiri.

5. Pelajaran Kelima: Observasi

Observasi untuk tokoh yang sama dengan peran yang dibawakan. Untuk memerankan tokoh pengemis dengan baik, perlu mengadakan observasi terhadap pengemis dengan ciri fisik, psikis, dan sosial yang sesuai. Latihan observasi dapat juga dilakukan dengan jalan melakukan sesuatu yang pernah dilihat dengan pura-pura. Misalnya: adegan membuka pintu

(pintu tidak ada).

6. Pelajaran Keenam: Irama

Sentuhan terakhir dalam sebuah latihan drama adalah pengaturan irama perminan ini. Sedangkan irama permainan untuk setiap aktor, diwujudkan dalam panjang pendek, keras lemah, tinggi rendahnya dialog, serta variasi gerakan, sehubungan dengan timing, penonjolan bagaian, pemberian isi, progresi dan pemberian variasi pentas.

NB : Perlunya Membaca dan Memahami Teks Drama


Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah membaca dan memahami teks drama.Teks drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya (Kontum, lighting, dan musik pengiring). Dalam teks dram, yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan dialog (percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca teks drama dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan.

Dalam teks drama yang perlu dipahami ialah pesan-pesan dan nilai-nilai yang dibawakan oleh pemain. Dalam membawakan pesan dan nilai-nilai itu, pemain akan terlibat dalam konflik atau pertentangan. Jadi, yang perlu dibaca dan dipahami ialah rangkaian peristiwa yang membangun cerita dan konflik-konflik yang menyertainya. Dengan kesimpulan diatas artinya kemampuan untuk bermain drama dapat dipelajari.

2. Sutradara

Sutradara berperan dalam mengkoordinasikan segala yang berhubungan pementasan, konsep drama, latar belakang, juga dari jadwal latihan dimulai sampai dengan pementasan selesai dalam sebuah pentasan drama atau perfilman. Sutradara mempunyai yang cukup berat di dalam dalam sebuah pementasan. Bukan hanya dari mengurusi masalah akting aktor/aktris, kostum, tatarias pemain, background musik, tata panggung (dekorasi stage )dan lain sebagainya. Tugas yang berat tersebut kadangkala sibantu oleh staf-staf seperti Assisten sutradara. Jadi Seorang sutradara haruslah menguasai semuanya.

Dibutuhkan intelegensia dan kesabaran yang cukup tinggi untuk memegang tampuk seorang sutradara. Melatih, mengkoordinasikan aktor/aktris, juga memimpin urusan unsur pentas seperti penata lampu, penata pentas, penata musik, penata rias, penata pakaian, dekorator, dan petugas/kru-kru lainnya lainnya. Itu dituntut agar dapat menghasilkan pertunjukan yang berhasil. Untuk menghadirkan kepura-puraan menjadi realitas tentunya dibutuhkan daya imajinasi. Aktor/artis harus menghayati setiap situasi yang diperankan dan mampu secara sempurna menyelami jiwa tokoh yang dibawakan serta menghidupkan jiwa tokoh itu sebagai jiwanya sendiri, sehingga penonton yakin yang ada dipentas bukan diri sang aktor tetapi diri tokoh yang diperankan.

Tugas Sutradara

Adapun Tugas – tugas dari seorang sutradara adalah sebagai berikut, diantaranya :

1. Mengerti arti pementasan dan mengapa kontruksi pementasan harus disusun rapi.

2. Mengerti sikap karakter dan juga peranannya di dalam pementasan..

3. Mengerti bagaimana scene yang dibutuhkan, kostum, dan peralatan lampu yang sesuai.

4. Mengerti latar belakang pengarang naskah, kesinambungan pementasan, gambaran lingkungan juga gambaran audience(penonton) yang akan menyaksikan pertunjukan.

5. Mampu membuat jalan cerita,bahasa dan gerak tubuh (body language ) yang digunakan

sehingga dipahami penonton.

6. Mampu menghadirkan lakon sesuai dengan waktu dan tempat pementasan, sehingga suasana pementasan dapat dirasakan dan dihayati penonton.

7. Mampu menghadirkan image visual atau image kunci dengan dekorasi yang menggambarkan suasana yang sesuai.

Sutradara haruslah mampu menangkap pesan dan tema dari suatu naskah , nada dan suasana drama secara menyeluruh juga harus dipahami. Untuk menjadi seorang sutradara, seorang harus mempersiapkan diri melalui latihan yang cukup serius, memahami akting dan memahami cara melatih akting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar